Amerika Serikat (AS) dan dunia Islam meradang. Ini semua gara-gara gagasan dan ulah Pastor Terry John. Pastor di Dove World Outreach Center, sebuah gereja Perjanjian Baru nondenominasi di Gainesville, Florida, AS, itu akhir Juli lalu mengumumkan di situs maya Facebook, Youtube, dan Twitter bahwa gerejanya akan menjadi tuan rumah “Hari Pembakaran Alquran Internasional” dalam rangka memperingati 9 tahun tragedi serangan 11 September 2001.
Dia juga mengajak gereja seluruh dunia mengikuti langkahnya. John sesumbar bahwa peristiwa hancurnya World Trade Center (WTC) New York (11/09/01) itu akibat ayat-ayat ”setan” yang dikumandangkan kitab suci umat Islam, Alquran. Dengan alasan itu, John mengajak jamaah gerejanya dan umat Kristen membakar Alquran untuk memperingati tragedi penghancuran WTC tersebut. Sebelumnya, John juga menulis sebuah buku berjudul Islam is of the Devil.
Dalam bukunya yang provokatif tersebut, John mencaci maki Islam karena ajaran-ajarannya dianggapnya kejam dan biadab. Dalam sebuah wawancara dengan BBC London, awal Agustus lalu, John menyatakan bahwa Islam itu setan dan mengajak umatnya masuk neraka. “Kami percaya bahwa Islam adalah setan yang menyebabkan jutaan orang masuk neraka. Itu adalah agama menipu, itu adalah agama kekerasan dan itu terbukti,” kata Pastor Terry Jonh seperti dilansir BBC awal minggu ini.***
Sesumbar John di atas langsung mendapat reaksi keras dari seluruh pemimpin agama di AS dan dunia, baik Islam, Kristen maupun Yahudi. Kelompok advokasi Islam di AS (The Council on American Islamic Relations/CAIR) menanggapi isu kontroversial ini dengan cara yang bijak. CAIR tidak marah, tapi mengimbau gerakan Islamofobia tidak melakukan provokasi dan menghentikan aktivitas yang menghina sesama umat beragama.
Juru bicara CAIR Ibrahim Hooper bahkan mengajak umat Islam untuk membagi-bagikan 100.000 Alquran kepada masyarakat AS dalam rangka melawan gagasan Terry John. Sementara itu, Evangelical Christian Community(ECC), kelompok evangelis terbesar di AS, mengeluarkan pernyataan yang mendesak Gereja Dove World Outreach Center untuk membatalkan niat tersebut.
Peringatan yang dibarengi dengan pembakaran Alquran itu bisa menimbulkan ketegangan di seluruh dunia antara kedua agama––Islam dan Nasrani. “Mari kita mengembangkan hubungan kepercayaan dan menghormati agama lain. Kita semua adalah ciptaan-Nya. Oleh karena itu, marilah saling menghormati,” demikian sikap Asosiasi Nasional Evangelis (Detik.com, 4/8).
The Simon Wiesenthal Center (SWC), sebuah kelompok Yahudi Amerika terbesar, juga mengikuti langkah ECC. Hari 11 September, ungkap SWC, seharusnya adalah hari berdoa. Sebuah hari yang memperingati kematian akibat terorisme. Semua umat manusia harus bersama-sama mencegah tindakan terorisme oleh siapa pun, oleh kelompok mana pun, kata Rabbi Abraham Cooper, Ketua SWC.
Pembakaran Alquran, kitab suci umat Islam, kata Cooper, adalah tindakan yang keji dan akan menimbulkan ketegangan di dunia. Jason van Boom, penggagas Islamic Center of Northern California, menuduh Terry John adalah seorang paranoid. Gagasan dan tindakannya juga sangat paranoid. “Hanya orang paranoid yang berani menyatakan bahwa Islam bertanggung jawab kepada peristiwa 11 September 2001 itu. Meski terbukti pelakunya warga muslim, mereka juga membunuh sedikitnya 59 muslim tak berdosa dalam peristiwa WTC tersebut.Padahal, kitab suci Alquran sangat menentang pembunuhan terhadap orang tak berdosa, kata Boom. Menurut Boom, jika ada orang Barat yang menyatakan bahwa Islam itu teroris, berarti mereka belum pernah mendalami Alquran.
Terorisme itu musuh semua umat manusia, termasuk umat Islam. Boom menunjukkan contoh bahwa teroris, meski mengaku muslim, ternyata juga menghancurkan masjid di Iran dan Pakistan. Ini berarti teroris–– meskipun mengklaim diri sebagai kelompok muslim––sebetulnya merupakan musuh umat Islam. Boom meminta orang Barat membaca fatwa Syaikh Tahirul Qudri yang menerbitkan 600 fatwa mengapa ideologi teroris Al-Qaeda harus dihancurkan.
Fatwa Syaikh Qudri mengambil referensi dari Alquran, ideologi, dan yurisprudensi Islam. Alquran jelas sangat jauh dari terorisme––tidak seperti yang dituduhkan Terry John. Alquran memang membolehkan umat Islam berperang, tapi syaratnya jika umat Islam diserang. Peperangan ini sifatnya hanya merupakan pembalasan dan lingkupnya sangat terbatas.
Dalam peperangan, umat Islam dilarang keras membunuh dan menyakiti anak-anak, perempuan, orang tua, dan orang sipil yang tidak ikut berperang. Bagaimana akhlak Rasulullah dalam berperang pernah ditunjukkan dalam kisah Fathu Makkah––yaitu ketika pasukan Islam hendak merebut Mekkah dari tangan kaum Quraish. Nabi Muhammad memerintahkan untuk melindungi anak-anak, wanita, orang tua, dan orang sipil–– bahkan tentara Islam dilarang membunuh binatang dan mencabut pepohonan. Tentara Islam juga memaafkan siapa pun yang menyerah dan minta maaf.
Yang menarik adalah di antara hukuman yang diberikan kepada musuh- musuh yang tertangkap adalah mereka diminta memberikan pelajaran ilmu-ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk kehidupan umat. Ini berbeda dengan terorisme. Para teroris dalam rangka memerangi orang-orang atau negara-negara yang dianggap musuhnya akan memusnahkan apa dan siapa saja, tak peduli anak-anak, perempuan, orang tua, dan orang sipil yang dianggap terkait dengan musuhnya.
Bahkan target-target sipil adalah objek serangan yang disukai para teroris karena dianggap aman.Ini jelas sikap yang tidak kesatria. Meminjam istilah Nur Misuari, pendiri Moro National Liberation Front (MNLF), para teroris itu pengecut. Mereka tidak berani terus terang kalau mau berperang melawan musuhnya. Mereka beraninya melawan orang sipil dan membunuh orang-orang tidak bersalah.
Argumen-argumen yang dikemukakan untuk melakukan penyerangan juga kacau dan tidak rasional; juga tidak punya landasan agama dan moral. Argumennya bertentangan dengan hukum sipil dan militer.Mereka menginjak-injak hak asasi manusia yang dijunjung Tuhan. Dalam Alquran misalnya disebutkan, membunuh satu orang tidak bersalah, di hadapan Allah, sama artinya dengan membunuh umat manusia seluruh dunia. Pernyataan ini menunjukkan betapa besarnya penghargaan Alquran kepada kehidupan.***
Akhirnya, dalam menghadapi gagasan dan ulah paranoid Terry John dari gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida, AS, umat Islam Indonesia jangan sampai terprovokasi. Ini karena gagasan John juga ditentang keras oleh mayoritas rakyat AS, pemimpin gereja Protestan, Katolik, dan Yahudi di Negeri Paman Sam tersebut. Pertanyaannya, kenapa John punya gagasan paranoid seperti itu? Menurut Maureen Nandini Mitra, wartawan Economic dan Political Weekly, gagasan paranoid John adalah akal bulusnya untuk menutupi penggelapan pajak yang dilakukan oleh dia.
John, tulis Nandini Mitra, juga tengah berada dalam penyelidikan polisi Florida karena telah mempekerjakan jamaahnya tanpa dibayar untuk kepentingan bisnis pribadinya. Untuk mengalihkan perhatian petugas pajak dan polisi itulah tampaknya John bikin ulah dan rencana yang menggegerkan.
John memang pastor yang bermasalah, tidak hanya memanfaatkan gereja untuk kepentingan pribadinya, tapi juga memanfaatkan orang-orang yang memercayainya. Itulah sebabnya, Berbara, seorang gadis di California, menulis dalam milisnya, ”Usir saja Terry John dari AS. Dia tidak pantas menjadi pemimpin agama Kristen!” (*)
M Bambang Pranowo
Guru Besar UIN Jakarta, Direktur Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian
Sumber : okezone.com
You Might Also Like :
4 komentar:
postnya bagus,....sangat gamblang.....
si jhon nya sakit....
saya harap kita bisa bijaksana dalam menghadapi masalah ini...jangan sampai terprovokasi..kecuali jika sudah melanggar batas....
jgan sampai terprovokasi,.,.,.
saling menghormati saja,.,.,.
allah hu akbar,.,.,
Usir Terry John dari bumi tercinta ini !!!
NASIONANISME TERRY JOHN TEROBSESI PARADIGMA TERORIS " NEW INTELECTUALITY TERORISM MODEL "
Posting Komentar
Tuliskan komentar, pertanyaan, serta saran dan kritik