Jakarta, Banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat dan juga dipercaya oleh para dokter. Salah satunya adalah kuku dan rambut yang tetap tumbuh meskipun tubuh sudah mati. Benarkah demikian?
Penulis Erich Maria Remarque dalam novelnya ‘All Quiet on the Western Front’, yang memulai menulis rumor bahwa rambut dan kuku tetap tumbuh setelah seseorang meninggal. Rambut digambarkan sebagai ‘rumput’ dan kuku sebagai ‘pembuka tutup botol’.
Seorang peneliti pediatri Rachel C Vreeman bersama rekannya Aaron E Carroll, dari Indiana University School of Medicine, melakukan penelitian untuk beberapa mitos medik.
Studi mereka menyimpulkan bahwa mitos tentang pertumbuhan kuku dan rambut setelah kematian tidak hanya beredar sebagai legenda di masyarakat, tetapi juga beberapa dokter berlisensi mempercayai bahwa mitos itu benar.
Namun, ini hanyalah imajinasi dan mitos belaka, karena pada kenyataanya kuku dan rambut tidak tumbuh pada tubuh yang sudah mati.
“Kuku dan rambut tidak dapat tumbuh setelah postmortum atau tubuh yang mati,” ujar Aaron E Carroll, M.D., M.S., asisten profesor pediatri dan ilmuwan Regenstrief Institute-affiliated di Indiana University School of Medicine, seperti dilansir dari Ehow, Rabu (12/5/2010).
Menurut Carroll, setelah kematian, kulit kehilangan begitu banyak volume dan air yang menyebabkan dehidrasi rambut dan kuku yang menyebabkan rambut dan kuku tampil seolah-olah lebih menonjol keluar.
Dehidrasi tubuh setelah kematian dan pengeringan dapat menyebabkan retraksi (pencabutan) kulit kering di sekitar rambut atau kuku.
Seperti kulit yang ditarik, itu menciptakan tampilan rambut dan kuku yang meningkat dan semakin panjang. Fenomena ini adalah ilusi optik, yang diciptakan oleh pemotongan jaringan lunak dengan kuku dan akar rambut.
Kuku dan rambut keduanya terbuat dari keratin, yaitu protein yang sangat kuat. Keratinisasi terjadi pada folikel (akar) dan sel-sel basal epidermis. Sirkulasi darah dan nutrisi diperlukan untuk keratinisasi, dan ini tidak dapat terjadi setelah kematian.
Pertumbuhan rambut dan kuku juga memerlukan peraturan hormon yang kompleks, yang juga tidak mungkin terjadi setelah tubuh mati dan membusuk.
Selain itu, satu-satunya bagian rambut yang masih hidup setelah postmortum (tubuh mati) adalah akar, yang memiliki suplai darah sendiri. Tapi bila pasokan darah hilang, maka tidak ada pertumbuhan lebih lanjut.
Hal ini juga berlaku untuk kuku, namun pertumbuhan postmortumnya minimal, dan sel-selnya masih dapat hidup 2-3 hari setelah kematian.
Karena tidak ada lagi aliran darah dan organisme menyebabkan tubuh membusuk, rambut dan kuku pun jatuh dari tubuh. Tingkat dekomposisi (penguraian) tergantung pada kedalaman penguburan, peti mati dan jenis tanah tempat penguburan kubur.
Maka dapat dipastikan bahwa rumor tentang pertumbuhan kuku dan rambut yang tetap terjadi setelah seseorang meninggal hanyalah ilusi dan mitos belaka.
Merry Wahyuningsih – detikHealth
You Might Also Like :
0 komentar:
Posting Komentar
Tuliskan komentar, pertanyaan, serta saran dan kritik