Bisnis Ikan Koi

JAKARTA. Ikan koi banyak diminati pecinta ikan lantaran prestise-nya sebagai ikan keberuntungan. Bentuknya yang panjang dengan corak warna-warni juga dapat memanjakan mata yang memandangnya. Tak heran jika potensi ekonomi ikan asal negeri Tirai Bambu ini begitu besar.

Di Indonesia, pasar ikan koi sangat cerah. Bahkan di Blitar, terdapat sekitar 400 petani sawah yang beralih usaha menjadi petani ikan koi. Sampai detik ini, Blitar merupakan sentra ikan koi terbesar di Indonesia.

Ikan koi merupakan ikan asal negeri China. Namun, saat ini banyak dibudidayakan di Jepang. Saat ini, banyak petani koi lokal membudidayakan benih koi impor dari indukan koi impor.

Harga ikan koi sangat mahal. Tapi, ada cara jika ingin mendapatkan koi dengan harga terjangkau. "Cari saja para penghobi koi yang sudah mulai bosan dengan koinya. Kita bisa dapat harga murah dari situ," ujar Sugiarto Budiono, pemilik Sunter Koi di Sunter Permai Jaya, Jakarta Utara. Harga indukan impor tergantung kualitas koi. Bisa antara jutaan rupiah sampai pupuhan juta rupiah.

Menurut Sugiarto, antara koi impor dan koi lokal terdapat perbedaan di besar tubuhnya. Namun, gara-gara banyak petanoi koi sudah membudidayakan bibit impor, maka perbedaan antara koi lokal dan impor tidak terlalu kentara.

Dari satu indukan, bisa didapat ratusan ribu telur koi. Tak heran jika pembudidaya koi harus siap dengan lahan kolam pemijahan dan pembibitan. Sesegera mungkin seteleh induk bertelur, telur-telur tersebut diberi obat agar segera menetas.

Telur koi yang sudah menetas dan berusia seminggu dipisahkan dalam kolam seluas 1.000 meter persegi dengan kedalaman setengah meter. "Untuk pendederan, tinggi air cukup 40 sentimeter," ujar Sugiarto.

Dalam usia sebulan, ikan koi mulai disortir dan dipindahkan ke kolam yang lebih dalam. Kualitas yang jelek dijual untuk pakan arwana, lohan atau untuk mainan anak. Harga jualnya hanya Rp 5.000 per 20 ekor. Ukuran koi usia sebulan ini baru sekitar lima sentimeter. Sementara untuk benih, harga jualnya mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 500.000.

"Kalau semua benih diternakkan, petani koi bisa rugi di pakan. Makanya disiasati, kualitas jelek untuk pakan, kualitas baik dijual sebagai benih atau dipelihara," lanjut Sugiarto.

Dua bulan kemudian, koi siap dipanen. Ukurannya sudah mencapai 15 cm sampai 20 cm. Harga jualnya mulai dari Rp 10.000 sampai ratusan ribu tergantung kualitas. "Untuk koi yang bagus, pemilik koi bakal menahannya lama agar semakin besar. Makin besar koi, harga jualnya juga makin tinggi," lanjut Sugiarto. Harga koi ukuran 40 cm bisa sekitar Rp 8 juta sampai Rp 15 juta. Sementara, yang panjangnya 70 cm bisa sampai Rp 40 juta.

Sayangnya, jika penyakit herpes menyerang, si petani bakalan rugi total. Penyakit herpes menyerang sisik ikan. Sisik bakalan melepuh, kehitaman dan rontok. Tak berapa lama ikan akan mati. "Penyakit ini belum ada obatnya," tukas Sugiarto.

Untuk itu, bagi pembudidaya ikan koi harus berhati-hati terhadap koi baru yang dibelinya. "Koi baru harus dikarantina selama dua minggu di kolam terpisah. hal itu untuk mengetahui koi tersebut berpenyakit atau tidak," pungkas Sugiarto.

Sumber : http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/8011/Menjajal-Keberuntungan-Lewat-Bisnis-Ikan-Koi

You Might Also Like :