Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Sabtu, 19 Juni 2010

Stop Pornografi : Sisi Negatif Pornografi


05.35 | , , , , ,


Pornografi, entah sudah berapa banyak hubungan suami istri atau pasangan berpacaran yang jadi rusak karenanya. Hal ini dikarenakan keberadaan pornografi secara diam-diam telah berhasil merusak pandangan dan penghargaan seseorang terhadap pasangannya.

KapanLagi.com
- Saat melihat tayangan yang berbau pornografi, seseorang seolah diajak untuk berfantasi dengan indahnya, melampaui realita yang ada, entah itu tentang struktur tubuh wanita (atau pria) yang seharusnya seksi, hingga berbagai teknik liar dalam beraksi yang disuguhkan. Lalu, saat pasangan mendapati bahwa pasangannya tak seseksi itu, dan tak selihai yang diharapkan, maka ia jadi kecewa dan berusaha mencari pemenuhan lain dengan cara yang tidak benar. Selain itu, masih ada beberapa lagi sisi negatif yang merusak dari tayangan biru tersebut. Check this out!

Pornografi bisa menimbulkan kecanduan.
Pornografi membuat seseorang jadi bergairah untuk menonton dan menonton lagi, ingin tahu lebih banyak lagi, teknik dan performa apa yang lebih hebat lagi. Tak jarang seseorang lebih memilih untuk menghabiskan waktu di depan komputer atau TV daripada bersama pasangannya di atas ranjang.

Pornografi memimpin seseorang berpikir bahwa pasangannya hanyalah obyek pemuas belaka.
Memang tak semua orang bakal berpikir seperti ini, sebab ada juga orang yang nonton tayangan pornografi sebagai ajang untuk belajar beraksi. Namun, bagi mereka yang memiliki tingkat egoisme tinggi, maka tayangan porno yang ditontonnya bisa 'mencuci' otaknya sehingga ia berpikir bahwa tubuh pasangannya hanya sekedar untuk pemuasan seksual belaka.

Pornografi membuat seseorang suka membanding-bandingkan.
Si istri berkata,"Ah, andai perut suamiku
six pack seperti aktor ganteng tadi..." Sang suami pun tak mau kalah,"Coba istriku memiliki buah dada super seperti aktris 'biru' itu..."

Siapa coba di dunia ini yang suka dibanding-bandingkan dengan orang lain? Tak ada seorang pun pastinya. Namun, itulah setidaknya yang ditularkan tayangan porno. Andaikan pasanganku seperti dia....ah, benar-benar merusak penghargaan dan penerimaan terhadap pasangan!

Pornografi membuat pasangan bosan.
Merambat dari suasana ranjang yang tak se-
hot harapan, ada banyak orang, pria dan wanita, yang tanpa sadar membawa rasa kecewa dan bosan mereka masuk dalam hubungan emosional yang ada. Perhatian tak lagi segencar dulu, sikap apatis dan cuek mulai bersemi, dan tentu saja hubungan jadi semakin dingin.

Pornografi bisa mereka-mereka yang masih singel.
Tak berpengalaman dalam soal urusan nikah (apalagi seks), membuat kaum kaum singel yang doyan nonton pornografi jadi memiliki persepsi yang salah tentang hubungan seks. Mereka berpikir bahwa hubungan itu adalah pemuas kebutuhan, dan pasangan yang menyukai mereka pasti akan bersedia juga melakukan hal yang sama dengan apa yang mereka tonton.

Suami misalnya, jadi 'lupa' bahwa istrinya butuh merasa dicintai lebih dulu, baru bisa berhubungan. Lain lagi dengan pria singel yang jadi menuntut hal yang tidak-tidak,
"Ayo, kalau kamu benar cinta aku, tunjukkan buktinya padaku. Bermalamlah denganku dan buktikan cintamu..". Benar-benar standar berhubungan yang menyesatkan.

Nonton = hancur dong!
Semua itu tergantung dari apa yang menjadi tujuan Anda nonton tayangan biru, apakah sekedar untuk
have fun karena tidak ada tontonan yang lebih menarik? Ataukah untuk belajar menjadi pasangan yang lebih baik saat beradu di ranjang. Jika Anda memiliki tujuan jelas dan positif, serta sadar dan tidak membiarkan diri terikat, maka menonton sesekali rasanya sah-sah saja. Jadi, apa tujuan Anda saat click to porn? (wo/meg)


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar

Tuliskan komentar, pertanyaan, serta saran dan kritik